Selasa, 12 Maret 2013

Resensi~

Diposting oleh putrimaharani di 22.18

Perjuangan Hidup
Judul               : Surat Kecil Untuk Tuhan                                 
Penulis             : Agnes Davonar
Penerbit           : Inandra Published
Cetakan I        : 2008
Tebal               : 232 halaman                                       

Agnes Davonar ialah penulis dari novel yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan yang memuat 232 halaman. Kisah ini merupakan kisah nyata seorang gadis yang bernama Gita Sesa Wanda Cantika.
Novel ini menceritakan perjuangan seorang gadis remaja dalam melawan kanker ganas. Kanker itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat seperti monster, tetapi ia tetap berjuang akan hidupnya. Orang tuanya berat untuk mengambil keputusan. Ayah beserta keluarganya merahasiakan kanker itu kepadanya, tetapi seiring perjalanan waktu akhirnya ia mengetahui bahwa ia mengidap penyakit kanker ganas.
Sang Ayah tidak menyerah untuk berusaha mencari pengobatan alternatif walaupun sampai keliling Indonesia. Satu cara membunuh kanker itu, kemoterapi. Ia mendapat kesembuhan beberapa bulan, tetapi kanker itu datang lagi setelah kebahagiaan sesaat dengan lokasi yang berbeda. Akhirnya, ia mencoba pengobatan ke Amerika Serikat dan disarankan untuk operasi. Tetapi, kanker itu semakin parah dan menyebar ke seluruh tubuh. Di nafas terakhirnya, ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan. Kehidupan yang ditinggalkannya mengajarkan kita akan ketabahan dan kekuatan bahwa hidup akan selalu ada untuk setiap orang dan selalu akan berakhir.
Novel ini membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan. Kisah yang diangkat dari  kehidupan nyata dan mengajarkan kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan dari Allah, dan yakin setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya. Novel ini cocok untuk kalangan remaja, dan memuat banyak motivasi untuk kita. Jangan lupa baca novelnya. “Ribuan Air Mata Telah Berjatuhan Setelah Membaca Kisah Ini.”

0 komentar:

Posting Komentar

 

dream comes true Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos