Selasa, 12 Maret 2013

cerpen......

Diposting oleh putrimaharani di 00.42

Akhir Penantian
Karya : Niki Rurut Putri Maharani

Angin malam yang dingin membuat bulu kuduk ku berdiri satu persatu. Saat itu aku merasakan getaran yang ada di saku ku, ternyata ada sms masuk. Ku buka pesan itu, tapi sepertinya nomer itu asing buat aku. Aku berpikir lama, tapi kenapa orang itu tahu namaku ? padahal aku tidak mengenalnya, aku menjadi tambah penasaran. Berbagai pertanyaan mulai bermunculan di benakku. Kemudian, aku bertanya siapa namanya. Ternyata dia senior di sekolahku. Dia bernama Angga. Sebenarnya akupun udah lama mengenal Angga sejak kelas 7. Tapi, aku baru deket sama dia akhir kelas 8 mau naik ke kelas 9.
            #Flash back on
Saat itu aku baru kelas 7 awal aku masuk SMPN 1 Kalasan. Setengah tahun ku nikmati hari-hariku di SMP tiba-tiba ujian semester 1 pun datang. Hatiku deg-degan untuk menghadapi ujian ini. Tapi, di dalam hati aku yakin bahwa aku pasti bisa ! Hari pertama aku memasuki ruangan ujian. Tempat duduk ujian diacak dengan kakak kelas, jadi secara otomatis temen sebangku ku yaitu kakak kelas. Ku lihat satu persatu semua kakak kelas yang ada di ruangan ujianku. Tiba-tiba mataku mengarah pada satu cowok yang sedang duduk dibelakang sambil bersenda gurau dengan temannya. Tatapannya pun tajam. Dengan cepat, aku jadi ngefens  sama dia, dia bagaikan idolaku. Tapi saat itu aku belum punya niat jauh untuk lebih dekat dengannya.
            #Flash back off
            Detik demi detik waktu berjalan, dan aku semakin akrab dengan Mas Angga. Nggak tau kenapa saat ada dia, aku merasa sangat nyaman. Tapi, saat aku kenal Mas Angga, waktu berjalan secepat mungkin untuk memisahkanku dengannya. Dia meninggalkan tempat saat kita bertemu. Tapi kenapa hati ini tak rela untuk jauh dengannya ? Rasanya sedih banget harus berpisah sekolah dengan Mas Angga. Tapi ya gimana lagi, aku nggak bisa berbuat apa-apa.
            Pelajaran pun berlalu, aku duduk di bangku ku sambil megang hp dengan wajah seperti orang jatuh cinta. Membaca sms dari Mas Angga membuatku tersenyum sendiri. Nggak nyangka ternayata teman sekelasku, Arif tau kalau aku baru deket sama Mas Angga.


Waktu dikelas, temenku si Arif tanya sama aku.
Koe lagi cedhak karo Angga to?”, tanya Arif.
“Kok koe ngerti?
“Ngerti no mung Angga njaluk nomermu neng aku.”, kata Arif.
“La koe milih Angga, Bowo, opo Oka?”, tanya Arif lagi.
Aku cuma senyum-senyum sendiri, di pikiranku cuma ada Mas Angga seorang, sepertiya aku tlah melupakan semua orang yang aku suka karna Mas Angga. Apa istimewanya Mas Angga? Aku pun tidak tau apa hal istimewa dari Mas Angga. Cukup lama aku mengenal Angga, hatiku memutuskan kalok aku suka sama dia, entah mengapa perasaan ini tiba-tiba datang dengan sendirinya.

Waktu pulang sekolah handphone yang ada di meja ruang tamupun berbunyi, feelingku berkata kalok yang sms itu dari Mas Angga. Waktu aku buka pesan itu, ternyata bener Mas Angga yang sms. Rasanya seneng banget, seperti bunga mawar yang layu menjadi segar kembali setelah mendapatkan air. Begitupun juga aku.
“Dek?”, kata Angga.
“Iya mas. Ada apa ?hehe”, jawabku.
“Gakpapa kok, pengen sms aja. Lagi apa kamu ?”
“Emmmm…lagi apaa yaa. Lagi tiduran aja. Lha masnya ? :p “
“Lagi mikirin kamu, hehe “
“Aaaaa gombal banget e Mas Angga tuuu.. “
Sebenernya, waktu dia jawab gitu jantungkupun berdegup dengan kencang. Sepertinya mau copot.. Aku jadi senyum-senyum sendiri baca sms dari Angga.
Tiba-tiba dari sudut ruang tamu ibuku melihat aku senyum-senyum sendiri.
Edan po dek, kok ngguyu dew ?”, tanya Ibuku.
Aku nggak bisa jawab apa-apa. Aku jadi mati kutu mendengar perkataan ibuku. Rasanya malu banget sampai ketauan sama ibu. Kemudian, ku buka lagi pesan dari Angga.
“Hehehe, beneran dek. Nggak percaya yaudah :p udah maem dek?”
“Yadeh terserah kamu aja J. Udah mas. Lha masnya udah maem?”
Lama banget aku nunggu balesan dari dia, dan smsannya berakhir sampai itu aja. Padahal dari hati aku pengen banget smsan sama dia. Rasanya hanya dia yang mampu menjadi penyemangatku, pikirku dalam hati.
            Pada saat itu, dia membuat pengakuan. Sepertinya bisa disebut pengakuan terlarang. Dia bilang, katanya dia suka sama aku. Waktu dia bilang gitu rasanya seneng banget. Hatiku seperti melayang-layang di udara. Ternyata perasaan ku ke dia sama. Seperti apa yang kurasakan dulu, tapi ini lebih istimewa dari yang dulu. Dan dengan pengakuan itu, aku menjadi tambah berharap untuk menjalin hubungan dengannya.
            Semenjak aku kenal twitter, aku jadi sering twitteran. Aku selalu ngestalking tempat Mas Angga. Dengan kagetnya, ternyata dia juga baru deket sama cewek lain. Rasanya sakit banget. Habis bilang suka ternyata di belakangku dia juga baru deket sama cewek lain, namanya Kiki. Emang itu hak dia, tapikan nggak wajarlah. Dan rasanya tu habis terbang melayang di udara dan tiba-tiba jatuh. Sakit banget kan? Dan saat itulah aku menjadi kecewa dengan Angga. Dengan kejadian itu, hubungan ku sama dia menjadi renggang. Dan setiap aku inget Mas Angga, tiba-tiba air mataku mengalir.
Matahari mulai menyembunyikan badannya, kususuri jalan Jogja-Solo dengan ibuku. Di tengah keramaian kota Jogja, tiba-tiba aku teringat dengan Mas Angga. Rasanya kangen banget sama dia. Tiba-tiba handphone ku bergetar. Ternyata ada pesan dari Mas Angga, rasanya seneng banget rasa kangen ini terobati.
“Aku habis kecelakaan dek.”,kata Angga.
Dan seperti nafasku terhenti pada saat itu juga. Rasanya shock banget mendengar berita itu.
“Kok bisa? Parah nggak ? Terus gimana?”, tanya ku ketakutan.
“Nggak parah kok dek.”,jawabnya.
“Syukur deh, Get Well Soon ya :*”, balasku.


Hatiku cukup lega mendengar jawabannya. Tapi, setelah kecelakaan itu dia udah nggak pernah sms aku. Rasanya nggak rela buat jauh dengan dia. Dan harapanku pun pupus. Dan aku mengambil keputusan untuk melupakanya daripada aku harus menangis setiap waktu karna dia.
Beberapa bulan berlalu
Setelah lama tidak bertemu dengan Mas Angga sekarang aku bertemu lagi dengannya di GOR UNY. Rasanya seneng banget ketemu dia waktu nonton pertandingan basket antar sekolah, biasa disebut JRBL, dan dia juga menjadi supporter SMP ku walaupun dia udah lulus dan dia sekarang duduk di bangku SMA. Setiap saat pandangan mataku mengarah ke dia. Tapi aku sadar, bahwa hal yang kita inginkan tidak harus kita miliki. Begitupun juga Mas Angga. Aku memang tidak sempat untuk memilikinya sebagai kekasihku, tapi aku merasa bangga bisa mengenalnya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

dream comes true Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos